Masa anak-anak adalah masa
dimana pembentukan nilai-nilai yang baik diajarkan karena penyimpanan informasi
oleh otak anak ketika usia prasekolah adalah kurang lebih banyak dibandingkan
ketika ia sudah dewasa. Yang berkewajiban melakukan penanaman nilai-nilai
kebaikan salah satunya adalah kelarga terutama orangtua. Jika tidak terfiksasi
dengan baik, maka akan terjadi gangguan-gangguan yang terjadi yang berdampak
pada gangguan emosi, sosial, kognitif, maupun psikologisnya.
KPAI (2013) menyebutkan
terdapat 10 masalah yang terjadi pada anak dan bisa membuat orangtua jadi
khawatir dan ketar ketir. Berikut ini 10 masalah anak yang dapat mengakibatkan
orangtua jadi khawatir dan ketar-ketir, seperti dikutip dari Unmich.edu Jumat
(21/1/2012), yaitu:
Satu masalah yang
menjadi fokus permasalahan dalam tulisan ini adalah stres pada anak. Stres juga
bisa dialami oleh anak-anak, biasanya disebabkan oleh tugas sekolah yang
terlalu banyak, lingkungan sekolah yang membuat anak merasa tidak nyaman atau
tertekan dan ketika anak-anak akan menghadapi ujian. Namun pada beberapa anak,
kadang ia tidak bisa mengungkapkan perasaannya sehingga membuat orangtua
khawatir dan tidak tahu apa yang membuat anaknya menjadi stres (KPAI 2013).
Ketidakmampuan anak
dalam mengungkapkan perasaannnya kepada orangtua dapat diakibatkan oleh
kelekatan orangtuanya dengan anak ketika bayi. Menurut pandangan Erikson, usia
bayi merupakan pembentukan trust vs
mistrust. Pada masa itulah pembentukan kepercayaan anak terhadap
orangtuanya. Apabila pada masa ini anak terfiksasi dengan baik, pada
perkembangan selanjutnya ia akan percaya pada oranglain. Rasa percaya ini
sangat penting untuk menimbulkan perasaan pada si anak bahwa dunia ini adalah
tempat tinggal yang menyenangkan dan aman baginya. Kelekatan anak dengan
orangtua ketika bayi juga sangat mempengaruhi perkembangan psikologis anak.
Menurut Bolwby dan Ainsworth et al. Anak-anak usia bayi sangat membutuhkan:
kelekatan psikologis antara orangtua dan anak, ekspresi cinta, responsif
terhadap kebutuhan anak, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan stimulasi
fisik dan mental, serta keseimbangan antara cinta dan otoritas. Hasil studi
literatur menyebutkan bahwa anak yang mempunyai kelekatan emosi yang baik dengan
orangtuanya mempunyai sifat lebih baik, yaitumudah bergaul, mudah diatur,
mempunyai motivasi belajar yang tinggi, antusias dengan aktifitas di sekolah
diabndingkan dengan anak-anak ketika bayi kurang lekat hubungan dengan ibunya
(Megawangi 2004).
Penjabaran yang telah
diterangkan sebelumnya dapat kita simpulkan bahwa anak-anak tidak dapat
menyampaikan perasaannya kepada orangtuanya. Sehingga dibutuhkan penanganan
sejak dini sebelum permasalahan ini menjadi lebih besar dan fatal bagi si anak.
Bagaimana
caranya?
Sebagai
orangtua terlebih dahulu harus memahami karakteristik yang ada pada awal masa kanak-kanak.
Hurlock (1980) dalam
bukunya menjelaskan mengenai karakteristik awal masa kanak-kanak. Sebutan yang
digunakan orangtua yang menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang
mengundang masalah atau usia yang sulit. Sedangkan sebutan yang digunakan
tenaga pendidik adalah usia prasekolah, dimana aanak dipersiapkan untuk
menghadapi pendidikan sekolah formal. Sebutan yang digunakan para ahli psikologi
adalah usia kelompok, karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar
perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi. Pola
perilaku sosial anak pada usia ini dipengaruhi oleh: meniru, persaingan, kerja
sama, simpati, dukungan sosial, membagi, dan perilaku akrab. Serta perilaku
tidak sosial dipengaruhi oleh: negativisme, agresif, perilaku berkuasa,
memikirkan diri sendiri, mementingkan diri sendiri, merusak, pertentangan seks,
dan prasangka. Hubungan anak dengan keluarga umumnya penting tetapi sikap
orangtua merupakan unsur yang paling penting. Bagaimana pandangan orangtua
mengenai penampilan, kemampuan, dan prestasinya sangat memepengaruhi cara anak
memandang dirinya sendiri.
Cara pelatihan pada
anak yang digunakan adalah penting dalam mengembangkan konsep dirinya. Pendidikan
yang orangtua berikan janganlah disiplin otoriter disertai hukuman karena dapat
memupuk kebencian pada semua orang dan menimbulkan perasaan menyerah.Orangtua
jangan berharap atau mematok cita-cita yang terlalu tinggi terhadap anaknya.
Karena apabila harapan mereka terlalu tinggi, anak cendrung gagal yang
kegagalan tersebut dapat meninggalkan bekas dan meletakkan dasar-dasar rendah
diri dan tidak mampu (Hurlock 1980). Karena hal-hal tersebut hanya dapat membuat
anak terbeban mental dan menjadi stres terhadap pencapaian yang tidak dapat ia
jangkau.
Oleh karena itu,
dibutuhkan cara yang tepat agar anak dapat membangun rasa percaya diri mereka
dan terbuka terhadapa apa yang mereka rasakan agar orangtua dan keluarga tidak
begitu khawatir terhadap dirinya dan nantinya akan mengalami stres pada usia
yang sangat muda. Dibutuhkan penanaman konsep mengenai dirinya sendiri.
Terdapat beberapa
kondisi yang dapat mendukung kebahagiaan dalam masa awal kanak-kanak, yaitu:
·
Memperbaiki hubungan antara orangtua dan
anak dnga mengembangkan ekspreis-ekspresi kasih sayang yang wajar, seperti
menunjukkan rasa bangga terhadap prestasi anak dan meluangkan waktu bersama
anak, melakukan hal-hal yang ingin dilakukan.
·
Harapan-harpaan orangtua yang realistis
dan sesuai dengna kemampuan anak sehingga anak memperoleh kesempatan yang wajar
untuk meraih sukses, dan dengan demikian mendorong konsep diri yang baik.
·
Diterima oleh saudara-saudara kandung
dan teman bermain sehingga anak dapat mengembangkan sikap yang baik terhadap
berbagai kegiatan sosial. Hal ini dapat didorong oleh bimbingan dalam hal
bagaimana mnyesuaikan dengan orang lain dan oleh adanya panutan yang baik
dirumah untuk ditiru.
·
Adanya kesempatan berkumpul bersama
keluarga yang diisi dengan sharing
bersama anggota keluarga sejak anak kecil. Sehingga tertanam pada diri si anak
bahwa pentingnya keterbukaan antar anggota keluarga.
·
Susasan gembira dan bahagia di rumah
sehingga anak akan belajar berusaha untuk mempertahankan suasana ini.
·
Prestai dalam kegiatan yang penting bagi
si anak, dihargai oleh kelompok dengan siapa si anak mengidentifikasikan
dirinya.
·
Nilai karakter yang ditanamkan pada
dirinya adalah rasa percaya diri pada pekerjaan yang diberikan kepadanya.
(Hurlock 1980 dan Megawangi
2004)
Daftar
Pustaka
[KPAI] Komisi Perlindungan Anak Indonesia. 2013. 10 Masalah Anak yang Bikin Orang tua Ketar
Ketir. Diambil dari: http://www.kpai.go.id/tinjauan/10-masalah-anak-yang-bikin-orang-tua-ketar-ketir/.
Hurlock E B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Ed. Ke-5. Jakarta: Erlangga.
Mengawangi R. 2004. Pendidikan Karakter. Jakarta: Gapprint.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar