Jumat, 14 Februari 2014

Nilai Kepercayaan Diri dan Keterbukaan yang Penting Diajarkan Pada Awal Masa Kanak-Kanak






Masa anak-anak adalah masa dimana pembentukan nilai-nilai yang baik diajarkan karena penyimpanan informasi oleh otak anak ketika usia prasekolah adalah kurang lebih banyak dibandingkan ketika ia sudah dewasa. Yang berkewajiban melakukan penanaman nilai-nilai kebaikan salah satunya adalah kelarga terutama orangtua. Jika tidak terfiksasi dengan baik, maka akan terjadi gangguan-gangguan yang terjadi yang berdampak pada gangguan emosi, sosial, kognitif, maupun psikologisnya.
KPAI (2013) menyebutkan terdapat 10 masalah yang terjadi pada anak dan bisa membuat orangtua jadi khawatir dan ketar ketir. Berikut ini 10 masalah anak yang dapat mengakibatkan orangtua jadi khawatir dan ketar-ketir, seperti dikutip dari Unmich.edu Jumat (21/1/2012), yaitu:
  1. Obesitas,
  2. Penyalahgunaan obat, 
  3.  Merokok, 
  4. Keamanan internet,
  5. Stres, 
  6. Bullying (perilaku kekerasan), 
  7. Kehamilan usia muda,  
  8. Pelecehan dan penelantaran anak,   
  9. Penyalahgunaan alkohol,
  10.  Tidak punya waktu untuk olahraga.
Satu masalah yang menjadi fokus permasalahan dalam tulisan ini adalah stres pada anak. Stres juga bisa dialami oleh anak-anak, biasanya disebabkan oleh tugas sekolah yang terlalu banyak, lingkungan sekolah yang membuat anak merasa tidak nyaman atau tertekan dan ketika anak-anak akan menghadapi ujian. Namun pada beberapa anak, kadang ia tidak bisa mengungkapkan perasaannya sehingga membuat orangtua khawatir dan tidak tahu apa yang membuat anaknya menjadi stres (KPAI 2013).
Ketidakmampuan anak dalam mengungkapkan perasaannnya kepada orangtua dapat diakibatkan oleh kelekatan orangtuanya dengan anak ketika bayi. Menurut pandangan Erikson, usia bayi merupakan pembentukan trust vs mistrust. Pada masa itulah pembentukan kepercayaan anak terhadap orangtuanya. Apabila pada masa ini anak terfiksasi dengan baik, pada perkembangan selanjutnya ia akan percaya pada oranglain. Rasa percaya ini sangat penting untuk menimbulkan perasaan pada si anak bahwa dunia ini adalah tempat tinggal yang menyenangkan dan aman baginya. Kelekatan anak dengan orangtua ketika bayi juga sangat mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Menurut Bolwby dan Ainsworth et al. Anak-anak usia bayi sangat membutuhkan: kelekatan psikologis antara orangtua dan anak, ekspresi cinta, responsif terhadap kebutuhan anak, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan stimulasi fisik dan mental, serta keseimbangan antara cinta dan otoritas. Hasil studi literatur menyebutkan bahwa anak yang mempunyai kelekatan emosi yang baik dengan orangtuanya mempunyai sifat lebih baik, yaitumudah bergaul, mudah diatur, mempunyai motivasi belajar yang tinggi, antusias dengan aktifitas di sekolah diabndingkan dengan anak-anak ketika bayi kurang lekat hubungan dengan ibunya (Megawangi 2004).
Penjabaran yang telah diterangkan sebelumnya dapat kita simpulkan bahwa anak-anak tidak dapat menyampaikan perasaannya kepada orangtuanya. Sehingga dibutuhkan penanganan sejak dini sebelum permasalahan ini menjadi lebih besar dan fatal bagi si anak.
Bagaimana caranya?
            Sebagai orangtua terlebih dahulu harus memahami karakteristik yang ada  pada awal masa kanak-kanak.
Hurlock (1980) dalam bukunya menjelaskan mengenai karakteristik awal masa kanak-kanak. Sebutan yang digunakan orangtua yang menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang mengundang masalah atau usia yang sulit. Sedangkan sebutan yang digunakan tenaga pendidik adalah usia prasekolah, dimana aanak dipersiapkan untuk menghadapi pendidikan sekolah formal. Sebutan yang digunakan para ahli psikologi adalah usia kelompok, karena pada masa ini anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi. Pola perilaku sosial anak pada usia ini dipengaruhi oleh: meniru, persaingan, kerja sama, simpati, dukungan sosial, membagi, dan perilaku akrab. Serta perilaku tidak sosial dipengaruhi oleh: negativisme, agresif, perilaku berkuasa, memikirkan diri sendiri, mementingkan diri sendiri, merusak, pertentangan seks, dan prasangka. Hubungan anak dengan keluarga umumnya penting tetapi sikap orangtua merupakan unsur yang paling penting. Bagaimana pandangan orangtua mengenai penampilan, kemampuan, dan prestasinya sangat memepengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri.
Cara pelatihan pada anak yang digunakan adalah penting dalam mengembangkan konsep dirinya. Pendidikan yang orangtua berikan janganlah disiplin otoriter disertai hukuman karena dapat memupuk kebencian pada semua orang dan menimbulkan perasaan menyerah.Orangtua jangan berharap atau mematok cita-cita yang terlalu tinggi terhadap anaknya. Karena apabila harapan mereka terlalu tinggi, anak cendrung gagal yang kegagalan tersebut dapat meninggalkan bekas dan meletakkan dasar-dasar rendah diri dan tidak mampu (Hurlock 1980). Karena hal-hal tersebut hanya dapat membuat anak terbeban mental dan menjadi stres terhadap pencapaian yang tidak dapat ia jangkau.
Oleh karena itu, dibutuhkan cara yang tepat agar anak dapat membangun rasa percaya diri mereka dan terbuka terhadapa apa yang mereka rasakan agar orangtua dan keluarga tidak begitu khawatir terhadap dirinya dan nantinya akan mengalami stres pada usia yang sangat muda. Dibutuhkan penanaman konsep mengenai dirinya sendiri.
Terdapat beberapa kondisi yang dapat mendukung kebahagiaan dalam masa awal kanak-kanak, yaitu:
·         Memperbaiki hubungan antara orangtua dan anak dnga mengembangkan ekspreis-ekspresi kasih sayang yang wajar, seperti menunjukkan rasa bangga terhadap prestasi anak dan meluangkan waktu bersama anak, melakukan hal-hal yang ingin dilakukan.
·         Harapan-harpaan orangtua yang realistis dan sesuai dengna kemampuan anak sehingga anak memperoleh kesempatan yang wajar untuk meraih sukses, dan dengan demikian mendorong konsep diri yang baik.
·         Diterima oleh saudara-saudara kandung dan teman bermain sehingga anak dapat mengembangkan sikap yang baik terhadap berbagai kegiatan sosial. Hal ini dapat didorong oleh bimbingan dalam hal bagaimana mnyesuaikan dengan orang lain dan oleh adanya panutan yang baik dirumah untuk ditiru.
·         Adanya kesempatan berkumpul bersama keluarga yang diisi dengan sharing bersama anggota keluarga sejak anak kecil. Sehingga tertanam pada diri si anak bahwa pentingnya keterbukaan antar anggota keluarga.
·         Susasan gembira dan bahagia di rumah sehingga anak akan belajar berusaha untuk mempertahankan suasana ini.
·         Prestai dalam kegiatan yang penting bagi si anak, dihargai oleh kelompok dengan siapa si anak mengidentifikasikan dirinya.
·         Nilai karakter yang ditanamkan pada dirinya adalah rasa percaya diri pada pekerjaan yang diberikan kepadanya.
(Hurlock 1980 dan Megawangi 2004)

Daftar Pustaka
[KPAI] Komisi Perlindungan Anak Indonesia. 2013.  10 Masalah Anak yang Bikin Orang tua Ketar Ketir. Diambil dari: http://www.kpai.go.id/tinjauan/10-masalah-anak-yang-bikin-orang-tua-ketar-ketir/.
Hurlock E B. 1980. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Ed. Ke-5. Jakarta: Erlangga.
Mengawangi R. 2004. Pendidikan Karakter. Jakarta: Gapprint.

Tidak ada komentar: