Kamu Cantik Dari Dalam
Andi merasa ditipu dan bosan menikmati
saat-saat berdua bersama istrinya setelah 5 bulan menjalani pernikahan. Berbeda
dengan Ishaq, yang kelihatan seperti baru menikah seminggu yang lalu, dan
selalu romantis bersama istrinya padahal umur pernikahannya telah mencapai 2
tahun. Jika dilihat dari umur pernikahan, sudah tidak masanya lagi mereka
selalu kelihatan mesra apalagi telah memiliki buah hati. Apa pasalnya? Menurut
Andi, ia merasa telah dibohongi oleh istrinya, karena kecantikan yang selama
ini (baca: sebelum menikah) hanya balutan kosmetik yang dilakukan saat mereka
janjian ketemu dan pergi. Setelah menikah, ia tidak pernah menemukan kecantikan
itu ketika berada dirumah , kecuali jika ada resepsi pernikahan.
|
Sementara Ishaq,
ia yang mengenal istrinya lewat saudara perempuannya bebarapa bulan menjelang
pernikahan. Ketika bertemu, isterinya saat itu tidak memakai alat kosmetik
kecuali yang biasa-biasa saja. Namun, yang membuat Ishaq semakin cinta pada
istrinya setelah menikah selalu tampil rapi dan semakin cantik dibandingkan
ketika ta'aruf yang terjadi sebelum pernikahan. Bahkan, yang membuatnya semakin
sayang pada istrinya selalu bangun lebih awal dan ketika pulang kerja selalu
menyambutnya dengan wajah yang indah dan berpakaian rapi.
Dalam mencari
pasangan hidup, sudah lumrah laki-laki selalu mencari wanita yang cantik. Hal
ini wajar, bahkan Islam sebagai agama yang mengetauhi apa yang diinginkan
(hajât) umatnya menyuruh melalui lisan Rasulullâh Saw. untuk mencari wanita
yang cantik. Sebagaimana beliau mengatakan:" Nikahilah perempuan itu
karena empat perkara: hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya.
Pilihlah wanita yang beragama jika tidak engkau akan merugi". Ini bukan
sekedar ucapan saja, namun telah dibuktikan ketika al-Mughirah bin Syu'bah
ingin meminang seorang wanita, ia menceritakan hasrat hatinya kepada Rasulullâh
Saw. kemudian beliau menyuruhnya untuk melihat wanita tersebut terlebih dahulu
supaya terciptanya ketentraman.
Tepat sekali apa
yang dikatakan seorang sastrawan, bahwa cantik itu wanita dan wanita itu
cantik. Artinya, memang sudah menjadi fitrah wanita untuk selalu tampil menarik
dan indah. Dalam menumbu hkan kecantikan terkadang para wanita selalu
menggunakan pelbagai macam cara, ada yang dengan mengoperasi bagian dari
tubuhnya supaya kelihatan semakin cantik, ada mengikuti latihan aerobik biar
selalu kelihatan langsing dan indah, ada yang dengan melakukan kegiatan rutin
ke salon, dan memperbanyak perhiasan untuk di ajangdi tubuhnya dan
bentuk-bentuk lainnya Islam sebagai agama yang tidak suka berfoya-foya, dan
selalu menjaga martabat wanita mempunyai ciri khas tersendiri bagaimana supaya
pasangan hidupnya semakin cinta. karena, kecantikan yang alami dan bersifat
bathin akan selalu terpancar sinarnya sekalipun tidak dihiasi dengan alat
kosmetik. Berbeda
dengan kecantikan lahir hanya akan bertahan sementara dan berakhir dengan mengecewakan.
Seperti yang dialami Andi, merasa telah ditipu istrinya yang selalu menunjukkan
kecantikan lahir selama ini, tapi tidak pernah memunculkan kecantikan bathin
yang diharapkan setelah hidup bersama.
Bagaimana kecantikan bathin itu?
Kecantikan bathin tidak membuat wanita harus mengeluarkan uang banyak, tidak membutuhkan aksesoris duniawi dan tidak mengharuskan wanita untuk keluar rumah. Hal itu, hanyalah kecantikan yang ditujukan untuk membuat suami betah dirumah dan selalu bahagia ketika memandang dirinya. Kecantikan bathin hanya bersifat ke dalam dengan tujuan mengamalkan sunnah Rasulullâh Saw. Sebagaimana beliau mengatakan: " sebaik-baik wanita jika kamu memandangnya dapat membuat senang, jika kamu menyuruhnya selalu taat, jika kamu memberinya (uang) akan mengigunakannya untuk kebaikanmu, jika kamu pergi akan menjaga dirinya dan hartamu" (HR. An-Nasâî).
Kecantikan bathin tidak membuat wanita harus mengeluarkan uang banyak, tidak membutuhkan aksesoris duniawi dan tidak mengharuskan wanita untuk keluar rumah. Hal itu, hanyalah kecantikan yang ditujukan untuk membuat suami betah dirumah dan selalu bahagia ketika memandang dirinya. Kecantikan bathin hanya bersifat ke dalam dengan tujuan mengamalkan sunnah Rasulullâh Saw. Sebagaimana beliau mengatakan: " sebaik-baik wanita jika kamu memandangnya dapat membuat senang, jika kamu menyuruhnya selalu taat, jika kamu memberinya (uang) akan mengigunakannya untuk kebaikanmu, jika kamu pergi akan menjaga dirinya dan hartamu" (HR. An-Nasâî).
Kecantikan batin hanyalah berupa
perbuatan-pebuatan kecil yang mampu membuat suami bertambah sayang dan Allah
pun ridho kepadanya. Seperti yang dilakukan istri Ishaq, yang selalu membuatnya
senang dan bahagia ketika berada dirumah. Setiap malam Ishaq selalu dibangunkan
shalat malam, kalau sarapan selalu ditemani, tidak mengizinkan pem bantu untuk
mengurus hal-hal yang berkaitan dengan suaminya dan terlebih istimewa lagi
ketika pulang kerja selalu disambut dengan senyum tulusnya, yang mampu membuat
Ishaq merasa tidak pernah lelah mencari nafkah hidup.
Kecantikan bathin akan terwujud jika
seorang wanita mampu memiliki tiga kecantikan utama:
1.
Kecantikan Jiwa (jamâl al-Rûh)
Seorang wania yang memiliki
kecantikan jiwa akan selalu melakukan sesuatu dengan niat karena Allah Swt.,
cintanya kepada suami hanyalah sebagai jalan untuk menggapai cinta Ilâhi. Dia
siap menerima kekurangan yang ada pada suaminya, tidak pernah menuntut hal yang
lebih dan selalu menggembirakan suaminya sekalipun sedang mengalami kesusahan.
Wanita seperti ini tidak pernah "haus" pada dunia, selalu tawakkal
kepada Allah dan yakin bahwa Allah akan memberikan yang lebih baik dari yang di
harapakannya di dunia ini serta berpegang pada janjiNya dalam surat Adh-dhuha
:4 : " Dan sesungguhnya Akhirat itu lebih baik bagimu dari
permulaan". Sifat inilah yang melekat pada Ummul mukminin, Hajar,
Khadijah, Aisyah, Asma' binti Abu Bakar dan wanita-wanita muslimah lainnya yang
benar-benar mencari cinta Ilahi. Kecantikan jiwa akan menimbulkan pancaran
cahaya alami di wajah yang mampu membuat suami ahagia tanpa perlu diolesi deng
an kosmetik mahal.
2.
Kecantikan diri (jamâl al-Nafs)
Pada masa sahabat, ada seorang
lelaki menceritakan kecantikan isterinya ketika sedang berkumpul dengan para
sahabat. Dia menceritakan hal itu, karena bebarapa hari tidak pernah berkumpul
dengan para sahabatnya, sehingga ketika bertemu mereka bertanya perihal dirinya.
Dia menceritakan sifat
isterinya: "ketika aku bersamanya terasa diri ini bagaikan tidak pernah
mengalami kesusahan, perbuatannya selalu membuatku semakin jatuh cinta
kepadanya, setiap hari aku lihat akhlaknya bertambah baik, tidak pernah
menimbulkan kegelisahan, ketika pulang dari bekerja terasa hilang lelahku
dikarenakan senyuman dan sambutannya yang begitu hangat, sekalipun kukatakan
bahwa hari ini tidak pendapat hasil lebih baik dari kemarin, namun dia tetap
tersenyum dan terus memberiku semangat. Keindahan yang diberikannya tanpa
hiasan alal-alat kecantikan. Dia cantik dari dalam". Kecantikan diri
merupakan polesan kedua yang mampu membuat suami menjadi se lalu betah dirumah
dan tidak pernah merasa gelisah. Hal ini hanya membutuhkan sedikit pekerjaan tanpa
harus keluar rumah, tidak menimbulkan fitnah dan mengeluarkan uang. Kecantikan
hanya ditujukan untuk sang suami saja, tidak untuk yang lain.
3.
Kecantikan Akal (jamâl al-'Aql).
Apa
hubungan kecantikan akal dengan "kecantikan dari dalam"? Untuk menjawab
ini kita harus mengingat apa tujuan menciptakan kecantikan itu sendiri, tidak
lain dan tidak bukan untuk menjadi isteri yang shalehah. Target ini akan
tercapai jika seorang itu rajin membaca dan mencari infomasi, yang kedua-duanya
merupakan "hidangan" akal. Jika seorang wanita rajin membaca
buku-buku tentang bagaimana membina rumah tangga yang baik, menjadi isteri yang
tidak pernah membuat hati suami kecewa dan selalu memberikan solusi ketika ia
ada masalah, maka sangat lengkaplah gelar yang akan disandangnya, yaitu
"dia cantik dari dalam". Karena, isteri yang shalehah tidak akan
pernah menunjukkan kecantikannya kecuali untuk suaminya saja. Jika tenteram
hati suami dengan kondisi dan sikapnya insya Allah ridhoNya pun tidak akan
pernah lepas dari dirinya. Seorang isteri yang kecantikannya hanya ditujukan
untuk suami saja, maka surga pun t idak jauh dari dirinya hanya tinggal
meningkatkan amal ibadah yang lain. Karena, kedudukan suami hampir sama dengan
kedudukan kedua orang tua ketika akad nikah telah dinyatakan sah. Maka, buat
para muslimah yang ingin membentuk dirinya menjadi isteri yang "indah dari
dalam", maka langkah yang harus ditempuh dari sekarang hanyalah banyak
membaca dan mencari informasi serta menempah diri sekaligus bertekad akan
menciptakan kecantikannya hanya untuk suaminya saja. Ayo...majulah para
muslimah, pintu untuk mampu menggapai cinta Ilahi tidak akan pernah tertutup
jika terus berusaha!
Rahmat Hidayat Nst.* *Penulis adalah
mahasiswa universitas Al-Azhar kairo-Mesir, fak. Syariah Islamitah
TK II.
_________________________
Zeta Amalia
Tangerang –
Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar