Rabu, 10 Desember 2014

Salah Kaprah sama IKK (Ilmu Keluarga dan Konsumen) :D

yak, cerita mahasiswa akhir di Departemen Ilm Keluarga dan Konsumen, kita singkat saja IKK seperti biasanya.

"aaahhh IKK mah gampang,.. paling ya gitu-gitu doang, gimana ngasuh anak yang baik, ngarahin ibu-ibu PKK" mungkin itu yang ada dibenak mahasiswa lain ketika ditanya tentang IKK.

Helloowwwww?!
that's totally a big mistake! hahahahah

Biarkan saya jelaskan teman-teman :)

IKK itu belajar tentang ilmu sosial, yang dipelajari itu adalah manusia. manusia itu adalah suatu hal yang abstarak, gak bisa ditebak. gak bisa tuh namanya disamakan dengan ilmu eksak yang 1 +1 hasilnya pasti 2.
di IKK, tugas praktikumnya itu nyari responden. ya klo gak keluarga, anak, dan konsumen. nah kalau uda nyari responden, kita keliling-keliling,  nyari yang pas usianya atau yang pas kriterianya..
nah klo ngukur perilaku manusia?? apa ada yang tau sebenarnya sesorang itu merasakan apa yang ada di hatinya dan apa yang dipikirkannya saat itu ketika melakuka pembelian atau mengasuh anak? apakah hanya ingin menampakkan yang baik ketika diukur atau bagaimana?
punya pertanyaan yang besar ketika kita ingin mengukur manusia. karena sosial lebih jatuhnya kualitatif, maka di IKK itu diperkuat dengan statistikaya juga. agar bisa diperkuat dengan penelitian kuantitatif..
that's not a simple job guys.
curahatan hati yang tingkat akhir, nyari respoden, dioleh pake spss (kayak uda penelitian aja..) dan itu waktu pengumpulan tugasnya gak lama..

siapa bilang IKK gampang?
saran siih.. kalau mau cari ilmu, tepat banget ngambil SC (supporting course) IKK. tapi kalau mau cari nilai doang, disaranin lurusin niatnya deh.. yang ada sakit hati karena gak sesuai dengan harapan karena niatnya uda salah diluan.. hihi gak sedikit sih yang dapet C. so, jangan menggampangkan ya guys. Ilmu di IKK itu Subhanallah bermanfaat banget untuk masa depan, jangan disiasiain..
kita aja yang uda tingkat akhir baru kerasa mumetnya sekarang.. ektrak-ekstak materi kuliah itu bermuara di semester 7 ini lah.. karena uda mulai penelitian sih.. hihi
kalau mau nyari ilmu kayak gini, harus bayar ratusan hingga jutaan klo ikut seminar-seminar gitu. bayangin deh, harga seminar dan pelatihan parenting berapaan sekarang? apalagi tentang karakter? keluarga?  anak? konsumen? gak murah kan.. nah mikirnya jangka panjang sih..

jadi IKK itu gimana sih?
IKK itu belajar tentang manusia, yang diukur itu manusia yang khususnya anak, keluarga, dan konsumen. yang dibahas iu berdasarkan teori dan penelitian yang di Indonesia belum banyak dan malah belum ada. nah, jadi literaturnya kebanyakan dari barat dan siap-siap aja materi kuliahnya juga Inggris. hihi
kalau ditanya laporan, iya kita juga tugasnya laporan. tetapi, ditambah dengan survey dan nyari responden. jadi gak cuma menguras otak, tapi raga juga.
dosen kita aja sering bilang, siapa bilang ilmu sosial itu mudah? ini nih liat, sambil nerangin kulah.. kita cuma bisa merengut, mikir.. butuh pemahaman, gak cuma sekedanr ngerti kalau mareri di IKK itu.


so, siapa yang bilang IKK itu jurusan yang bisa dipandang sebelah mata?
belum tau aja,. hiihii

yaaah anyways, bagaimanapun kata orang, saya berjuang buat survive di IKK. :D
and I'm proud to be here \^o^/
ilmu yang selama hampir 3 tahun saya dapati dari dosen yang luar biasa yang sudah menjadi penasehat dan pakar-pakar di pemerintahan dan lembaga lainnya memberikan aroma yang berbeda di kehidupan saya. dan itu membuat kita berbeda dengan jurusan lain. karena kita satu-satunya di Indoneseia yang mempelajari Keluarga, anak, dan konsumen dalam satu payung. :)
dengan keahlian yang gak sedikit yang diajarin dosen-dosen kita, membuat kita begitu berharga.. hehe
keahlian apa aja itu?
1. pengukur perkembangan anak
2. konsultan (keluarga, anak, pendidikan, siswa/mahasiswa, pernikahan, money man, fam-money man, dll). tau mobil curhat di Bogor? itu kerjasam dengan IKK  dan yang ngisi kita :D
3. riset konsumen.
an so on :)

lulusan ikk? guru ok, wirausaha ok, banker ok, jurnalistik ok, dosen ok, consultan ok, manager ok, pns ok,
any else? just tell and IKK freshgraduate insyaa Allah can make it. ^o^b

so, bangga deh jadi IKK :D i'm proud to be part of IKK \^o^/

Sabtu, 15 Februari 2014

Poin "plus" ketika kita berusaha dan bersungguh-sungguh

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Alhamdulillah.. Allah memberikanku kesempatan kepadaku untuk mencoret lagi list dalam daftar mimpiku.
 padahal itu hanya sekedar tulisan di note impiankua"berkesempatan keluar negeri"
   Alhamdulillah.. November 2013 berkesempatan ke negara tetangga untuk Studi Banding Organisasi mahasiswa antara HIMAIKO IPB dengan GPS (Gerakan Pengguna Mahasiswa) Universitas Putra Malaysia, Fakultas Ekologi Manusia, dengan nama HGTM (Himaiko Goes to Malaysia).

Ilmu Keluarga dan Konsumen

mendengar kata itu, pasti berfikir, special apa sih sehingga disebut the One and the Only??
 please introduce...
This is Us
Ilmu Keluarga Konsumen
Institut Pertanian Bogor

   Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor adalah satu-satunya Departemen yang mempelajari seluk beluk mengenai anak, keluarga, dan konsumen. Departemen ini bisa disingkat dengan IKK.
   Di Indonesia, belum ada ilmu yang concern terhadap ketiga pembahasan tersebut. jika dilihat dari keadaan perkembangan negara kita seperti, pemasalahan anak yang berawal dari pengasuhan yang kurang baik, perceraian dan permasalahan keluarga lainnya yang begitu banyak kita dengar dan lihat di media elektronik cetak dan elektronik, Asian Community yang akan kita hadapi beberapa tahun kedepan. jika kita fikirkan mengenai hal tersebut, mungkin beberapa orang akan berfikir 'oh iya, bener juga ya..'

Jumat, 14 Februari 2014

fenomena AQJ dan keterkaitannya dengan pengasuhan



Menanggapi Secara Bijak
 
Kehidupan zaman modern saat ini telah memberikan kita kemudahan dalam menjalankan aktifitas yang kita lakukan sehari-hari, baik itu dalam melakukan pekerjaan rumah tangga, merawat anak, dan pekerjaan lain apabila dilakukan dengan sendirinya akan menggunakan waktu yang cukup banyak. Dengan segala kemudahan yang diberikan kecanggihan teknologi dan globalisasi saat ini harus dipilih dengan bijaksana yang yang dengan mudah diakses oleh seluruh anggota keluarga dan mana yang bisa digunakan dengan pengawasan orangtua dengan ketat.
Kemudahan yang dapat diakses oleh semua anggota keluarga tetapi harus dibawah pengawasan orangtua secara ketat misalkan adalah kendaraan roda dua ataupun roda empat. Kendaraan sangat memudahkan kita dalam menuju suatu tempat tanpa harus menggunakan waktu yang banyak. Akan tetapi, ada batasan umur dan peraturan yang mengatur dengan jelas dalam penggunaan kendaraan ini. orangtua tidak dapat memberikan dengan mudah akses dalam penggunaan kendaraan roda dua maupun roda empat kepada anaknya, ditambah lagi usia anaknya masih dibawah umur. Orangtua yang memperbolehkan segala hal kepada anaknya asal anaknya senang dan tidak ada peraturan dan batasan yang orangtua beri kepada anaknya adalah ciri-ciri orangtua yang bersifat permisif. Sebagai bahan tambahan pengetahuan, ada beberapa kelompok gaya pengasuhan yang disoroti dalam segi pelimpahan kekuasaan antara orangtua dan anak oleh Diana Baumrind dalam Puspitawati (2012), yaitu:

Nilai Kepercayaan Diri dan Keterbukaan yang Penting Diajarkan Pada Awal Masa Kanak-Kanak






Masa anak-anak adalah masa dimana pembentukan nilai-nilai yang baik diajarkan karena penyimpanan informasi oleh otak anak ketika usia prasekolah adalah kurang lebih banyak dibandingkan ketika ia sudah dewasa. Yang berkewajiban melakukan penanaman nilai-nilai kebaikan salah satunya adalah kelarga terutama orangtua. Jika tidak terfiksasi dengan baik, maka akan terjadi gangguan-gangguan yang terjadi yang berdampak pada gangguan emosi, sosial, kognitif, maupun psikologisnya.
KPAI (2013) menyebutkan terdapat 10 masalah yang terjadi pada anak dan bisa membuat orangtua jadi khawatir dan ketar ketir. Berikut ini 10 masalah anak yang dapat mengakibatkan orangtua jadi khawatir dan ketar-ketir, seperti dikutip dari Unmich.edu Jumat (21/1/2012), yaitu:
  1. Obesitas,
  2. Penyalahgunaan obat, 
  3.  Merokok, 
  4. Keamanan internet,
  5. Stres, 
  6. Bullying (perilaku kekerasan), 
  7. Kehamilan usia muda,  
  8. Pelecehan dan penelantaran anak,   
  9. Penyalahgunaan alkohol,
  10.  Tidak punya waktu untuk olahraga.

Jumat, 10 Mei 2013

happy twenty

bismillah..
usiaku sudah ditebas satu tahun lagi.. tapi banyak nikmat yang sudah kudapat.  Semoga aku tidak tamak dan melupakan kebaikan-kebaikan dari orang-orang sekitarku..
napak tilas di hari dimana aku dilahirkan di bumi ini,

1. 18 tahun
hadiah dari teman yang berhati baik dan dermawan.. amiin ^^
lupa, apa ini hadiah pertama pas aku milad ato yang kedua ya? lupa.. 
senang rasanya mendapat hadiah dari temanku.
dan dari sini bermulalah kenikmatan yang Allah beri kepadaku disaat aku mulai berkulliah di IPB.

2. 19 tahun
 

Kamis, 09 Mei 2013

MDG's

Usaha Pemerintah Indonesia Dalam Mencapai  Tujuan Pertama MDG’s Penanggulangan Kemiskinan dan Kelaparan
           

           Kemiskinan dan kelaparan merupakan suatu permasalahan klasik yang terjadi di setiap negara berkembang, termasuk Indonesia. Atas apa yang terjadi pada negara-negara berkembang, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tidak melepas diri pada permasalahan kemiskinan ini. Salah satu bentuk kepeduliannya, maka dikumandangkan Deklarasi Milenium pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium PBB bulan September 2000, yang salah produknya adalah Millenium Development Goals (MDGs). MDGs merupakan komitmen 189 negara anggota PBB yang diawakili kepada pemerintahan untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan manusia yang harus dicapai pada tahun 2015, dengan eradikasi kemiskinan merupakan tujuan utamanya.
Di Indonesia ada beberapa indikator untuk mendefinisikan kemiskinan, yaitu: versi Bank Dunia, ILO, BKKBN,BPS, dan Dinkes. BPS menetapkan penghasilan US$0,55 perhari sebagai batas miskin di perkotaan dan US $ 0,4 di pedesaan. International Labour Organization (ILO) mendefinisikan miskin secara ekonomi berdasarkan penghasilan kurang US$1 per hari bagi penduduk perkotaan dan US$0,8 untuk penduduk pedesaan. Bank Dunia mendefinisikan miskin secara ekonomi berdasarkan penghasilan kurang dari atau sama dengan US$1 per hari. MDGs memakai kriteria Bank Dunia untuk mendefinisikan kemiskinan. Dengan menggunakan standar World Bank, akan banyak angka kemiskinan di Indonesia karena adanya perbedaan harga Rupiah dan Dollar yang jauh. Tetapi, dengan adanya program-program Pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan, angka kemiskinan di Indonesia menurun.